“Apalah Arti
sebuah nama”
Seringkali kita
mendengar kata-kata tersebut, namun tahukah anda? Dalam islam nama itu adalah
do’a. seperti contoh memberi nama anak “Fatimah Azzahra” agar anak tersebut
memiliki sifat baik seperti putri baginda Rasulullah SAW. Jadi kesimpulannya
Arti nama sangatlah penting.
Seperti pada
hadist berikut ini:
Dari Abu
Darda’, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya kalian akan
dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka
baguskanlah nama-nama kalian” (HR. Abu Dawud, Ad-Darimi dan Baihaqi)
Dalam hadist
tersebut dijelaskan “baguskanlah nama-nama kalian”, bukannya “keren-kanlah
nama-nama kalian”.
Nah inilah yang
membuat hati saya rasanya, kayak gimana gitu. :D
Sebagai kaum
muslimin, seharusnya kita menamai anak-anak dengan nama yang bagus dan memiliki
arti dan pengharapan untuk sifat sang anak.
Namun pada
kenyataannya banyak orangtua yang enggan menamai buah hatinya dengan nama, “Fatimah”,
“Khadijah”, “Aisyah”, “Rabi’ah”, “Siti”, “Umar”, “Muhammad”. dan sebagainya. Padahal
itu adalah bagus dan indah untuk nama anak.
Orangtua muslim
jaman sekarang lebih memilih nama “David”, “Shakeera”, “Cecilia”, “Theresia”.
Ada juga yang
sedikit a-lay seperti “Cheribel”, “Chanteeqa”, “Malleyyka”, “Fernandezo”, “Mourinho”.
Yang biasanya termakan iklan, dan film-film box office (loh?)
Atau nama yang
amat sangat panjang. Seperti contoh “Erryyka Jameela Faheema Rasheeda Thamrin”
Yang saya
bayangkan apabila kalo gurunya nulis ijazah apa nggak bingung? apalagi dengan
lidah Indonesia yang “medhok”.
Saya juga tidak
membayangkan apabila anak tersebut besar, dan menjadi tua. Apa mungkin
dipanggil “Nek Cheri mau kemana?”. Aduuuh….
Atau pada saat
naik haji. “Pak haji Mourin mau nyunat ya?”. OMG….
Pada suatu saat
saya dan teman-teman pergi pengobatan gratis dan (maaf) untuk orang-orang tidak
mampu. Saat itu… (kayak di uka-uka)
Ada sebuah
keluarga kecil dengan dua anak (maaf lagi) kucel, kurang gizi, item, rambut
kusut.
Dengan baik
hati kami bertanya, “siapa namanya dek?”, ibunya menjawab “Cathy dan Cecil” dalam
pendengaran kami. Tapi di kartu keluarganya bertulis, “Keti dan sesil”. Bagaimana
kalau nanti si anak sekolah tinggi dan mengetahui jika ejaan di dalam namanya
itu salah?. Seharusnya para orangtua lebih berhati-hati dengan nama yang
inginnya keren tapi malah terkesan (maaf lagi dan lagi) kampungan.
Saya tidak
mengolok atau melarang mereka-mereka yang memiliki nama keren pada anaknya. Nama
keren itu boleh namun bukankah lebih baik keren plus memiliki arti yang indah.
Nama anak juga
tidak untuk mereka kecil saja, namun digunakan seumur hidup mereka seperti nama
“Aninda Imut wati”. Kira-kira seperti itulah, apakah nanti si pemilik nama
tidak malu jika ia sudah menjadi ibu-ibu.
Mungkin inilah saran untuk para orangtua muslim.
1. Jika memang menyayangi anak, berilah mereka nama dengan tidak
memandang pendapat anda sendiri. Bisa juga mencari pendapat orang yang alim
seperti kyai, ustadz, dsb.
2. Anak menyandang nama tersebut seumur hidup, jadi carilah nama yang
sekiranya tidak terlalu kekanak-kanakan. Karena anak anda nanti pasti tumbuh
dewasa.
3. Jangan termakan nama di sinetron, film atau teman-teman anda yang
memiliki nama keren untuk anaknya.
4. Berilah nama sesuai tempat anda yaitu Indonesia, lambat laun orang
luar negeri tidak akan memahami bagaimana ciri khas nama anak-anak Indonesia.
5. Perhatikan betul-betul nama anak anda jangan sampai memiliki arti
yang buruk. Carilah nama yang tidak hanya keren namun juga berarti baik.
Tapi semua itu terserah anda, saya hanya memberi masukan. Hehe…. Jangan
dimasukin hati, tapi silahkan dimasukkan dalam dompet masing-masing. Sekali lagi
NAMA adalah DO’A.
Sekian.
dari berbagai sumber