Air danau itu mengkilat seperti
kristal biru. Aku memanjakan mataku diantara kristal biru itu dan zamrud
khatulistiwa berjajar hijau nan segar. Kakiku yang telanjang sebatas betis
kumainkan di permukaan air, seperti di film-film. Jika di film ada dermaga kayu,
aku hanya duduk diatas batu yang pipih dan nyaman. Aku sangat menikmati suasana
ini, lepas dari sebuah beban. Lepas dari masa laluku, masa lalu yang menyakiti
hati dan jiwaku saat itu. Inilah bentuk keajaiban dari Tuhanku.
**
Saat itu masih duduk di bangku
sekolah SMA, dari SMP aku sudah mengagumi sang pangeran yang jago bermain
karate, juara Tartil, juara MTQ dan Qiro’ah. Aku tergila-gila kepadanya, hingga
seringkali aku kirimkan surat melalui email pribadinya. Sejak SMP aku mengirim
email, namun hanya saat masuk SMA ini dia membalasnya.
Dari: Rasunn4@yahoo.com
Kepada: Fathir710@yahoo.com
Assalamu’alaikum
Wr.Wb. Mas Fathir, selamat ya kemarin atas nilai tertinggi UAS nya. Semoga
tetap berprestasi.
Salam,
Rasuna Abidah kelas XA
Dari: Fathir710@yahoo.com
Kepada: Rasunn4@yahoo.com
Waalaikasalam
Raras, iya terima kasih yah J
Dari: Rasunn4@yahoo.com
Kepada: Fathir710@yahoo.com
Assalamu’alaikum
Wr.Wb. Mas Fathir, aku ingin sekali ikut klub karate boleh nggak ya kalo cewek
ikut Karate?
Salam,
Rasuna Abidah kelas XA
Dari: Fathir710@yahoo.com
Kepada: Rasunn4@yahoo.com
Waalaikasalam
Raras, boleh kok, nanti langsung daftar
ke Amri aja yah J
Bagaimanapun, email pangeranku adalah
yang terutama bagiku. Semangatku untuk belajar, semangatku untuk berangkat
sekolah.
Meskipun aku seringkali dicibir oleh
teman di kelasku, bahwa memang seperti itu si Fathir, pasti membalas email dari
cewek-cewek dan aku pun tak sakit jika tidak hanya aku saja yang Ia balasi
emailnya. Aku dianggap belum sukses menggaet hatinya jika aku tidak di email
duluan olehnya.
Sampai akhirnya pada waktu kenaikan
kelas XI aku di kirim email lebih dulu olehnya.
Dari: Fathir710@yahoo.com
Kepada: Rasunn4@yahoo.com
Assalamu’alaikum
Rasuna Abidah, boleh nggak nanti pada waktu liburan semester 2 aku mengajak
kamu ke pantai pasir putih. Tenang aja kok, kita nggak berdua. Nanti ada
temen-temen osis, hanya saja aku ingin mengajak kamu. Udah aku daftarin lho.
Tapi aku nggak maksa, aku akan senang jika kamu ikut.
Salam,
Fathir
Mahbuby kelas (mungkin) XI B
Ya Allah! Apa yang harus aku balas?
Apa yang harus aku katakan kepada Abi dan Ummi?
Dari: Rasunn4@yahoo.com
Kepada: Fathir710@yahoo.com
Waalaikum
salam Wr.Wb. Mas Fathir, aku ingin banget ikut Mas, tapi aku harus izin Abi dan
Ummi dulu ya? Hehe
Salam,
Rasuna Abidah kelas XI A (Amin)
Aku pun bercerita kepada Abi dan Ummi
perihal ajakan Fathir saat makan malam.
“Emm, Abi, Ummi, boleh nggak aku ke
Pantai Pasir putih?”. Tanyaku
“Kapan itu nak?”. Mata Umi membelalak sambil menuangkan teh ke
gelas Abi.
Aku lupa tidak bertanya hari apa tepatnya.
“Ngga tau Ummi, tapi ya sekitar
liburan ini”. Jawabku agak berat.
“Lhoo, kok ngga tahu? Emangnya siapa
yang ngajak?”. Abi menatapku curiga.
Kakakku pun langsung menimpali.
“Alah paling si Rakun diajak pacarnya Bi!”.
Kakak menjawab seenak hatinya.
“Hafidz? Jangan begitu, adikmu ini
nggak mungkin pacar-pacaran iya kan Ras? Namanya lagipula Rasuna, bukan Rakun
Fidz, panggil namanya yang bener”. Abi merengut.
Kakakku terkekeh, “Iya... iya
bi....lagipula mana ada yang mau pacaran sama Rakun!”.
Aku melotot padanya kesal.
“Emang siapa yang ngajak Ras?”. Tanya
Abi lembut.
“Teman Bi, lagipula perginya
bareng-bareng kok Bi”. Jawabku pelan.
Abi pun mengangguk dan tersenyum,
“Ya, asalkan jangan lama-lama ya Ras”.
Aku mengangguk senang.
Ummi masih terlihat panik. Dan terlihat
tidak setuju.
---
Ah, Pantai ini indah sekali. Hatiku
sudah ke geeran karena Mas Fathir lah yang mengundangku, aku merasa malu di
hadapan anak-anak osis yang lain. Karena aku bukanlah anggota Osis. Apalagi
Fathir selalu berjalan di sampingku, aku jadi teramat malu. Bahagiaku tak
berkesudahan ketika Fathir mengambilkan aku makanan dan dua gelas es the botol
untuk kita berdua. Disaksikan oleh puluhan teman lain disertai suitan-suitan
yang menggoda aku dan Fathir, Apakah ini mimpi? Tidak!
Aku benar-benar melayang.
Hingga sampai di bis pun aku duduk
dengan Dewi, dan Fathir duduk di bangku seberang dengan ketua klub karate yang
aku lupa namanya.
Dewi anak yang manis dan ramah, dia
bendahara Osis. Mempersilahkan aku duduk di tepi agar bisa dekat dengan Fathir.
Aku memang menunggu waktu ini. Disertai cubitan kecil Dewi di lenganku.
“Duh, yang lagi seneng”. Godanya.
“Ah, apaan sih wi, engga kok biasa
aja”. Aku tersipu.
Fathir tak hentinya memandangi
diriku, entah kenapa hatiku berdebar namun masih merasa takut, takut semua ini
lekas berakhir.
Liburan adalah hal yang paling tidak
aku sukai, setelah rekreasi kemarin aku jadi jarang bertemu Fathir, warnet di
dekat rumahku pun saat ini pemiliknya pulang kampung, jadi mana bisa aku
mengecek emailku. Sedangkan Abi tidak memperbolehkan aku membeli HP walaupun
dengan uangku sendiri. Ah, rasanya amat kesepian.
Aku hanya berjalan di sekitar rumah,
Abi dan Ummi serta adik mungilku Ayana yang biasanya ku ajak main boneka dan
kudandani pun berangkat kerumah Kakek dan Nenek yang baru saja merayakan 7
bulanan tanteku di Jakarta. Hanya aku dan kakakku yang menyebalkan lahir batin.
“Heh, Rakun, ngapain muter muter?”.
Kakakku dengan seenaknya menjambak rambutku pelan.
“Ah, apaan sih kak bete tau, Rakun lagi!”. Jawabku ketus.
“Mau kakak ajari internet?”. Tawarnya
“Udah bisa tau! Kan ada di sekolah,
emangnya aku anak jaman apa nggak tahu internet”. Timpalku tak mau kalah
“Alah, paling juga di warnet
internetannya”. Cibirnya
“Iyalah, kakak kan juga di warnet”.
Jawabku.
Kakakku menggeleng dan menarikku ke
kamarnya, apaan sih.
Kakak menghidupkan Pcnya yang baru,
mataku terbelalak. Dan mulai membuka internet explorernya serta yahoo
messenger.
“Keren kan?”. Pamernya
Aku mengangguk ternganga.
“Boleh kan Raras pinjem kak?”.
“Nggak boleh, bayar dulu duaribu!”
tangannya membuka.
“Males!”.
Tawanya keras.
Ternyata walaupun iseng kakakku ini
amat pintar dan jenius, kecepatan internetnya tinggi. Entah darimana dia dapat
ilmu merakit PC ini menjadi terhubung internet.
Kakakku menjitak kepalaku.
“Eh, boleh deh kun dipinjem, tapi jagain
rumah ya. Dan jangan bilang sama Abi, Kakak mau pergi ke bioskop sama temen
kuliah kakak. Kalo sampe kamu bilang, kakak akan cabut beasiswa kamu!” kakak
terkekeh.
“Emangnya aku dapat beasiswa?”.
Tanyaku
Kakak tertawa lebih keras lagi.
Ah, akhirnya ada waktu kosong. Aku
pun membuka emailku. Dan ada 4 email dari Fathir sedari 4 hari yang lalu, jadi
setelah rekreasi Ia langsung mengirimkan ini?
Dari: Fathir710@yahoo.com
Kepada: Rasunn4@yahoo.com
Assalamu’alaikum
Rasuna Abidah, maaf sebelumnya tapi, aku benar-benar tidak bisa tidur setelah
seharian sama kamu. Aku merasa lebih bahagia, aku merasa sangat kesepian, aku
ingin segera sekolah agar bisa bertemu sama kamu.
Salam.
Fathir yang merindukanmu
Dari: Fathir710@yahoo.com
Kepada: Rasunn4@yahoo.com
Assalamu’alaikum
Rasuna Abidah, apakah kamu marah padaku? Aku tahu aku tak pantas, tapi bolehkah
aku berusaha.
Salam.
Fathir yang kebingungan.
Dari: Fathir710@yahoo.com
Kepada: Rasunn4@yahoo.com
Assalamu’alaikum
Bidadari dunia yang menawan budi dan ayu rupamu, aku tak tahu apa yang aku
rasakan, aku yakin kamu pasti baca emailku entah sekarang atau esok. Tapi, akan
aku katakan.
Aku Jatuh
cinta padamu dengan segala kerendahan hatiku
Salam.
Fathir yang mabuk asmara.
Dari: Fathir710@yahoo.com
Kepada: Rasunn4@yahoo.com
Assalamu’alaikum
Ratu hari-hariku,
Maukah kau
kelak menjadi permaisuriku?
Salam.
Fathir yang memujamu.
Aku membacanya berulang-ulang
semuanya, mengeja namanya. Mengeja namaku sendiri, apakah Fathir tidak salah
orang?
Aku melonjak kegirangan, hingga aku
sadar otot-ototku lemah dan hanya melonjak secara imajinasi. Melemah karena
saking bahagianya, aku benar-benar menggapai mimpiku selama ini.
Dengan gemetar aku membalas emailnya.
Dari: Rasunn4@yahoo.com
Kepada: Fathir710@yahoo.com
Waalaikum
salam Wr.Wb. terima kasih atas semuanya mas Fathir, aku tak tahu lagi harus
bagaimana menyembunyikan semburat kebahagiaanku. Aku pun juga merasa yang sama
seperti engkau.
Salam,
Rasuna Abidah yang berbunga hatinya.
Aku berbaring dan memukul-mukulkan
kakiku di kasur Kakakku yang empuk, Ah, andai saja kamarku ada komputer dan
internetnya.
Kling
Suara email membuyarkan lamunanku,
Fathir membalas!
Dari: Fathir710@yahoo.com
Kepada: Rasunn4@yahoo.com
Aku tak
sabar segera sekolah, aku merindukanmu. Sampai ketemu di sekolah 3 hari lagi
wanita pujaanku.
Salam.
Fathir yang memujamu.
Hari ini bisa dibilang hari jadianku
bersama Fathir, setidaknya kami berdua disorot di sekolah. Hingga menjadi cover
majalah sekolah edisi pacaran sehat di sekolah. Yang mana banyak yang mendukung
hubunganku dengan Fathir, aku semakin berprestasi di bidang akademikku dan
Fathir semakin giat mengikuti lomba-lomba dan event yang diadakan di sekolah
dan seringkali menjuarainya. Kami dipuji banyak orang.
Aku
mencintai Fathir, walaupun aku tahu dengan hubungan ini Abi dan Ummi tidak akan
senang.
Aku
terus berpacaran dengannya hingga kelulusan sekolah.
**
Kakiku
menyibak sejuknya air danau, bibirku tersenyum saat bekas jahitan luka di kaki kananku
terlihat. Setidaknya ini adalah luka lahir yang Allah berikan padaku, sebagai
peringan luka batin yang aku alami.
Sekumpulan
ikan ikan kecil
berwarna pelangi
mengerubuti kakiku, seakan memberikan obat luka padaku.
Aku
masih ingat bagaimana luka ini bisa terjadi.
**
Bersambung ke bagian II....