Kesetaraan Gender, yang mana?

| Rabu, 13 April 2016
April, harinya kesetaraan gender.

Kucing betina mulai kecil tak diinginkan majikan, lalu hamil, melahirkan, cari makan sendiri, disiram air, dipukul, untuk memberi makan dan menyusui cube-cubenya (cube=anak bangsa kucing2an =^_^=), umurnya sangat panjang. (si Totom)

kucing jantan disayang majikan sejak dia lahir, lalu disayang-sayang saat sedang lucu-lucunya. Kawin, pulang kerumah lagi, pipis kesana kemari, diomelin, diusir, lalu hilang (si Kumin)

Andai saja si kucing demo, minta kesetaraan gender pada Tuhan.
tapi mereka tidak demo, mereka ikhlas dengan ketetapan Tuhan.
harusnya kita belajar kepada hewan tidak hanya kucing,
Singa semisal,
si Raja Hutan yang garang ini ternyata 'suami-suami takut isteri'
memang si betina yang berburu, pernah lihat singa jantan berburu?enggak.
singa jantan itu ya berantem, gigit-gigitan sama temennya.
tapi singa jantan akan berjaga wilayah kekuasaan, menjaga cube-cubenya, 
dan menghajar singa lain yang mengganggu cube-cubenya.
pokoknya suami siaga deh.

Isteri itu mengurus suami dan anak-anak, 
Suami memberi nafkah, tidak hanya uang tapi kasih sayang dan perhatian.
Serta membantu isteri dirumah, yang sebenarnya mengurus rumah itu tanggungjawab suami.

Lalu mana yang dituntut?
kan sudah ada kodratnya, 
wanita jadi pilot ada,
jadi polisi juga boleh
polisi berjilbab juga banyak.
jadi TNI, dokter, direktur, pemadam kebakaran, dosen, ketua partai semua ada.
apa mau ngimamin shalat laki-laki?
apa mogok ga mau hamil?
biar laki-laki yang hamil, biar tahu rasanya hamil? kayak kuda laut? 

Kesetaraan gender itu yang mana sih?
Saya tidak mengerti, (dan memang nggak update)
di pikiran saya, kalau kesetaraan gender, ituuu...
berarti rambut saya boleh pendek?boleh jadi Imam masjid gitu?boleh adzan?atau pakai peci?
lalu suami saya? trus pakai jilbab monokrom? (Aaaaa....Tidaaaak?)
kata siapa kaum laki-laki lantas bisa santai-santai?
Laki-laki diciptakan untuk memimpin perempuan, jikan tidak mau dipimpin, ajari mereka dengan lembut, sayangi mereka dengan tulus, bagaimanapun. Kepala rumah tangga adalah lelaki.
Wanitalah yang 'mesakat' bukan karena apa, karena beban kerja mereka berat, masih membantu suami berdagang misalnya, masih mengurus anak, mencuci piring, baju, menyapu rumah. Mereka bukan menantang, hanya lelah. 
Hati perempuan itu amatlah lemah. dan itu sudah dari kodratnya. 
Surgo nunut neroko katut (Surga ikut neraka ikut)
Jadi kalau Suami masuk surga, Isteri akan masuk surga selama dia taat. 
dan kalau Isteri masuk neraka karena kelalaian suami, maka suami yang enak-enakan di surga akan diseret ke neraka.
Jadi jangan enak-enakan ya? hehe

Memang Rasulullah pernah bersabda bahwa banyak ummatnya yang wanita masuk neraka,
itulah yang dijadikan 'senjata' oleh laki-laki yang malas-malasan.
Rasulullah adalah contoh suami yang paling baik sedunia. 
Nabi Ibrahim adalah contoh Ayah yang paling baik sedunia.
Tahu bagaimana Rasulullah mendidik anak dan Isterinya?
Rasulullah tidak memanjakan anak dan Isterinya, tidak seperti yang kita idam-idamkan suami memanjakan kita untuk ke salon dan mall. Rasulullah membantu pekerjaan Isterinya, dan membelai Isterinya dengan sayang. Mengajak hidup sederhana bahkan kekurangan namun menyisihkan untuk yang lebih membutuhkan.
Rasulullah mengajak anak dan Isterinya untuk pasrah dan tawakkal kehadirat Allah SWT.
yang bikin saya menangis adalah saat putri kesayangannya Fatimah r.a. meminta pendapat Rasulullah untuk menyewa pembantu, karena tangannya terluka karena menumbuk padi, oleh Rasulullah dinasehatilah Fathimah r.a. bahwa setiap bulir padi yang Ia tumbuk akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Fathimah pun mengurungkan niatnya untuk menyewa pembantu.

Ayah yang baik bukanlah ayah yang membelikan anaknya mainan bagus, motor bagus dan memberikan kartu ATM dengan isinya yang banyak.
Tahukah anda bahwa Ibunda Siti Hajar dan Nabi Ismail a.s. yang masih bayi ditinggalkan sendirian oleh Nabi Ibrahim a.s. di padang gersang?Lalu setelah bertahun2 beliau datang dan diperintahkan menyembelih putra kesayangannya? namun semua itu berbuah manis, karena ketaatannya kepada Allah SWT.

Masih bikin patokan sendiri jadi suami dan ayah baik itu bagaimana?


Allah itu maha adil, kalau kita berjalan sesuai perintah dan aturan-Nya. semuanya akan terasa Adil.

Kalaupun kita tidak diperlakukan adil, dan kita bersabar. Insya Allah diganti dengan pahala yang luarbiasa.

Tetapi jika kita tidak taat pada aturan-Nya. . lalu menuntut keadilan karena ulah kita sendiri, yang 'mentidakadilkan diri', yasudah... bagaikan mengharap durian runtuh di pohon mangga.
 

Copyright © 2010 Through my Eyes